Awal 1970an merupakan masa yang kelam bagi Leitz. Pada masa tersebut kamera rangefinder sudah ditinggalkan oleh konsumen yang lebih memilih kamera SLR. Produsen Jepang sendiri pada periode paruh kedua dasawarsa 1960an sudah berbondong-bondong meninggalkan produk rangefinder mereka dan beralih ke SLR.
Dalam situasi yang prihatin ini Leitz memutuskan untuk meluncurkan 2 produk dalam waktu berdekatan. Produk pertama merupakan produk yang boleh dibilang gagal, dan produk kedua merupakan produk yang dikategorikan cemerlang, sangking cemerlang menjadi dilema bagi Leitz.
Produk pertama, Leica M5, diluncurkan pada tahun 1971. M5
memiliki styling yang sedikit berbeda dengan M4 pendahulunya. Konsumen pada
umumnya sangat tidak antusias dengan Leica M5, dan segera sesudahnya M5 menjadi
tipe Leica yang terlupakan.
Produk kedua, Leica CL, diluncurkan pada tahun 1973. Leica
CL merupakan hasil kerjasama Leitz dengan Minolta. Leitz melisensikan design
lensa Summicron 35mm beserta formula kaca optic kepada Minolta. Minolta
memproduksi bodi kamera Leica CL dan lensa 40mm f/2 di Jepang, lalu dikirim ke
Leitz untuk Quality Control. Harga Leica CL sengaja dipasang lebih murah dari
Leica M4 atau M5 supaya menarik.
Minolta CL dengan Leica Summicron 40mm |
Penjualan Leica CL meledak dan tercatat perbandingan
penjualan 4 unit Leica CL untuk setiap 1 unit Leica M4. Namun kesuksesan ini
tidak berlangsung lama karena Leitz memutuskan untuk menghentikan produksi
Leica CL pada tahun 1976. Sebabnya tidak jelas, banyak pihak yang menyimpulkan
bahwa Leitz takut Leica CL akan meng-kanibal produk mereka sendiri yaitu M4 dan
M5.
Rancang Bangun Optik
Lensa 40mm f/2 yang dipasang pada Leica CL adalah jenis
Summicron. Rancang bangun optik lensa 40mm ini dipercaya merupakan turunan dari Summicron
35mm versi 2 atau 3 dengan konfigurasi 6 elements 4 group, pola modified symmetrical Double Gauss.
Lensa yang dikirim Minolta ke Leitz menggunakan marking Leitz
Summicron 40mm, sedangkan lensa sama yang dijual khusus untuk pasar Jepang
menggunakan marking Minolta M-Rokkor 40mm. Semua lensa 40mm tahap pertama ini menggunakan Single
Coating. Kedua lensa ini dibuat dalam mounting Leica M.
Voigtlander 40mm f/1.4 (kiri) & Minolta M-Rokkor 40mm f/2 (kanan) |
Lensa 40mm ini menggunakan bahan kaca optik tipe LaFN2 yang
dikembangkan oleh Leitz pada tahun 1969. LaFN2 adalah tipe bahan kaca optik dengan penambahan materi Lanthanum Oxide dan memiliki refractive index 1.7479, lebih tinggi
dari bahan kaca optik tipe LaK9 (Leitz, 1953, Lanthanum Oxide) yang memiliki
refractive index 1.694. Summicron 35mm versi 2 dan 3 juga menggunakan bahan
kaca optik LaFN2.
Lanthanum Oxide sendiri merupakan materi yang bersifat
radioaktif lemah dan memancarkan gelombang radioaktif Alpha meskipun tidak
berbahya bagi kesehatan.
Lensa 40mm ini memiliki karakter kontras mid-high, tonal warna yang sangat khas Leica pada dasawarsa 1970an, dan distorsi yang sangat minim.
Erwin Putts pada buku Leica Copendium menilai kemampuan lensa ini berada diantara Summicron 35mm v3 dan Summicron 35mm v4. Karen Nakamura menilai lensa ini "....extremely sharp 6 elements...."
Lensa 40mm ini memiliki karakter kontras mid-high, tonal warna yang sangat khas Leica pada dasawarsa 1970an, dan distorsi yang sangat minim.
Erwin Putts pada buku Leica Copendium menilai kemampuan lensa ini berada diantara Summicron 35mm v3 dan Summicron 35mm v4. Karen Nakamura menilai lensa ini "....extremely sharp 6 elements...."
Babak 2: Kobe, Jepang, 1981.
Sesudah Leitz memutuskan untuk menghentikan produksi Leica
CL, Minolta tetap memegang lisensi bodi CL dan Summicron 40mm. Minolta lalu
mengembangkan penerus dari Leica CL yaitu Minolta CLE. CLE diluncurkan pada tahun 1981 dan menggebrak pasaran dengan
fitur TTL metering. Tidak pernah ada rangefinder dengan TTL metering
sebelumnya, dan Leitz sendiri butuh waktu 20 tahun untuk menjawab gebrakan Minolta CLE
dengan Leica M7.
Lensa M-Rokkor 40mm f/2 yang dipasang pada CLE adalah
pengembangan lanjutan dari versi 1, namun dengan tekonologi Multi Coating dan pengendalian flare yang lebih baik. Lensa ini seperti versi 1, juga dibuat dalam mounting Leica M.
Lensa ini merupakan salah satu lensa rangefinder terbaik baik dari aspek ketajaman, kontras, ukuran yang kecil, dan handling, bahkan bila dibandingkan dengan lensa modern seperti Voigtlander Nokton 40mm f/1.4. Beberapa komentar dari reviewer internasional umumnya menyimpulkan “very sharp and contrasty, if not the sharpest 40mm ever created…”
Selain lensa 40mm ini, Minolta juga membuat lensa lain seri M-Rokkor yaitu:
*Contoh foto bisa dilihat di: http://www.flickr.com/groups/summicron-c/
*Summicron, istilah Leitz untuk menandakan lensa kamera dengan aperture maksimal f/2.
Lensa ini merupakan salah satu lensa rangefinder terbaik baik dari aspek ketajaman, kontras, ukuran yang kecil, dan handling, bahkan bila dibandingkan dengan lensa modern seperti Voigtlander Nokton 40mm f/1.4. Beberapa komentar dari reviewer internasional umumnya menyimpulkan “very sharp and contrasty, if not the sharpest 40mm ever created…”
Selain lensa 40mm ini, Minolta juga membuat lensa lain seri M-Rokkor yaitu:
- 28mm f/2.8
- 90mm f/4. Lensa ini diproduksi oleh Leitz di Wetzlar dengan marking Minolta M-Rokkor. Design dan bahan sama persis dengan Elmar 90mm.
Perlu diperhatikan bahwa seri M-Rokkor tidak ada hubungannya dengan lensa Rokkor lainnya yang dirancang buat kamera SLR.
*Contoh foto bisa dilihat di: http://www.flickr.com/groups/summicron-c/
*Summicron, istilah Leitz untuk menandakan lensa kamera dengan aperture maksimal f/2.
*M-Rokkor, istilah Minolta untuk menandakan lensa Rokkor dengan mounting Leica M. Nama Rokkor diambil dari Gunung Rokko, yang berdekatan dengan pabrik Minolta di Kobe, Jepang.
Update:
15 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar